Headlines News :
Home » » Cara Budidaya Ikan Air Tawar pada Kolam Tanah

Cara Budidaya Ikan Air Tawar pada Kolam Tanah

Written By Unknown on Rabu, 03 September 2014 | 05.04



Budidaya Ikan Air Tawar pada kolam tanah biasanya dibuat pada kolam buatan pada area pesawahan yang berlumpur atau tanah liat dengan kedalaman tertentu. Pada tempat ini paling sering digunakan oleh para petani yang memfungsikan sebagian pematang sawahnya untuk kolam perikanan. Biasa juga pada area perkebunan  sekitar rumah penduduk dengan jenis tanah yang berpasir, sehingga memerlukan beberapa teknik pembuatan kolam pada tanah berpasir tersebut.

Ikan air tawar yang merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan hidup di air tawar ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. Dengan teknik budidaya yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan sangat layak dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau perusahaan.

Berikut adalah syarat kolam ikan air tawar pada kondisi tanah lumpur

1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. Dinding kolam biasanya terbuat dari tumpukan karung yang diisi dengan tanah.

2. Karung berisi tanah berfungsi untuk mencegah dinding kolam mengalami longsor. Pastikan tanah dalam karung pada keadaan kering sebelum disusun untuk dinding, hal ini untuk mencagah terjadinya celah pada dinding kolam sehingga air tidak merembes atau bocor.

3. Penggemburan tanah pada dasar kolam dilakukan pada saat kolam akan siap diisi air, hal ini agar kolam ketika diisi dengan air tidak mengalami perembesan dan terjadinya celah atau retak.


4. Untuk kedalaman dasar kolam disesuaikan minimal sedalam 30 cm, bila perlu pengerukan dasar kolam dilakukan agar kolam memiliki kedalaman optimal sekitar 70 cm untuk tinggi air. Sedangkan tinggi dinding kolam cukup 1 meter agar dinding tidak longsor.

5. Pada kolam dengan jumlah banyak seperti pematang sawah dilakukan penimbunan rutin pada pematangnya, menambah gundukan tanah pada pematang kolam atau dinding untuk memperbaiki pematang-pematang kolam yang mengalami penurunan dan pengikisan.


6. Saluran masukan dan pengeluaran pada kolam dibuat dengan model tertentu, untuk menjaga kualitas air serta sirkulasi antara air jernih dengan air kolam yang keruh.

7. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hama. Untuk itu, dapat digunakan kapur tohor sebanyak 100 – 300 kg/ha atau kapur pertanian dengan dosis 500 – 1.000 kg/ha. Setelah itu, pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam, dengan dosis 1 – 2 ton/ha. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan, agar bila air dimasukkan, maka dapat tersebar secara merata.

8. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5 – 10 cm dan dibiarkan 2 – 3 hari agar terjadi mineralisasi tanah dasar kolam. Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 75 – 100 cm. Kolam siap untuk ditebari bibit ikan hasil pendederan jika fitoplankton telah terlihat tumbuh dengan baik.

9. Fitoplankton yang tumbuh dengan baik ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Jika diperhatikan, pada dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anakanak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, ketinggian air kolam diatur sedalam 75 – 100 cm.



Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan sekali dengan takaran 250 g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap minggu dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 selama masa pemeliharaan, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis.

Dengan target produksi ukuran 500 g atau lebih per ekor ikan terutama diperlukan untuk produksi fillet, maka masa pemeliharaan adalah sekitar enam bulan.  Pemanenan dilakukan dengan cara disusur dari ujung menggunakan jaring seser.  Bila dirasakan populasi ikan dalam kolam sudah tinggal sedikit, baru air koalm dikeringkan.  Diusahakan ikan hasil tangkapan harus dalam keadaan segar dan prima.

Untuk keperluan konsumsi lokal umumnya ikan dengan ukuran rata-rata 200 g/m2 sudah dapat dipasarkan dalam keadaan segar.  Dalam proses penyimpanan, pengankutan dan pemasaran dapat menggunakan es sebagai media untuk mempertahankan kesegaran ikan.

Share this article :

2 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Mina Kalibayem - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger